Fluent Fiction - Indonesian: From Stage Fright to Spotlight: A Boy's Cultural Triumph
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-06-14-22-34-02-id
Story Transcript:
Id: Di sebuah desa yang ramai dan penuh warna, kehidupan berjalan dengan semangat.
En: In a bustling and colorful village, life moved with enthusiasm.
Id: Terletak di antara pohon-pohon kelapa dan sawah yang hijau, desa ini menjadi tempat berkumpulnya tradisi dan kebudayaan.
En: Situated between coconut trees and green rice fields, this village became a gathering place for traditions and culture.
Id: Di sinilah sekolah menengah desa mengadakan festival budaya akhir semester.
En: It was here that the village's middle school held its end-of-semester cultural festival.
Id: Udara kering dan hangat bulan Juni menemani persiapan festival ini.
En: The dry and warm June air accompanied the festival preparations.
Id: Adi, seorang siswa yang rajin dan sedikit pemalu, berdiri di samping panggung.
En: Adi, a diligent yet slightly shy student, stood beside the stage.
Id: Dia mencintai tari tradisional lebih dari apapun.
En: He loved traditional dance more than anything.
Id: Tapi, dia punya satu masalah besar—rasa takut tampil di depan orang banyak.
En: But he had one big problem—stage fright.
Id: Dia ingin sekali menari di festival tersebut, tapi ketakutannya selalu menghalanginya.
En: He desperately wanted to dance at the festival, but his fear always got in the way.
Id: “Hai, Adi!” sapa Dewi, ketua kelas yang energik dengan senyum lebarnya.
En: “Hi, Adi!” greeted Dewi, the energetic class president with her broad smile.
Id: Dewi dikenal sebagai pengorganisir ulung, selalu tahu bagaimana cara membangkitkan semangat teman-teman sekelasnya.
En: Dewi was known as an adept organizer, always knowing how to lift the spirits of her classmates.
Id: Adi memandangnya dengan cemas, tetapi memutuskan untuk berbicara tentang kekhawatirannya.
En: Adi looked at her anxiously but decided to talk about his worries.
Id: “Aku takut, Dewi. Setiap kali naik panggung, aku diam membeku,” Adi mengakui dengan suara lirih.
En: “I’m scared, Dewi. Every time I go on stage, I freeze,” Adi admitted in a faint voice.
Id: Dewi mengangguk paham.
En: Dewi nodded in understanding.
Id: “Tenang saja, Adi. Aku akan membantumu,” jawab Dewi dengan penuh keyakinan.
En: “Don’t worry, Adi. I’ll help you,” Dewi replied confidently.
Id: Di tempat lain, Rendra, seorang seniman muda yang terkenal dengan karya-karya lukisnya, sibuk mempersiapkan panggung.
En: Elsewhere, Rendra, a young artist known for his paintings, was busy preparing the stage.
Id: Rendra seringkali menggunakan seni sebagai ekspresi diri, dan kali ini, dia menghadapi tantangan: ada perbedaan pendapat tentang acara mana yang seharusnya ditampilkan dalam festival.
En: Rendra often used art as a form of self-expression, and this time, he faced a challenge: there was a difference of opinion about which event should be featured in the festival.
Id: Beberapa siswa ingin menampilkan musik modern, sementara lainnya ingin mempertahankan tari tradisional.
En: Some students wanted to showcase modern music, while others wanted to keep traditional dance.
Id: “Bagaimana kalau kita gabungkan saja?” usul Dewi yang tiba-tiba muncul dari belakang, melihat Rendra sibuk.
En: “How about we just combine them?” Dewi suggested, suddenly appearing from behind, seeing Rendra busy.
Id: Rendra merenung sebentar, dan setuju.
En: Rendra pondered for a moment and agreed.
Published on 6 months ago
If you like Podbriefly.com, please consider donating to support the ongoing development.
Donate